Profil Desa Congkrang
Ketahui informasi secara rinci Desa Congkrang mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Congkrang, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang. Mengulas potensi strategis, denyut ekonomi dari Pasar Kramat Jumat Pahing yang legendaris, data wilayah, serta implikasi pembangunan Proyek Strategis Nasional Jalan Tol Yogyakarta-Bawen.
-
Pusat Tradisi dan Religi
Desa Congkrang menjadi rumah bagi "Pasar Kramat Jumat Pahing," sebuah pasar adat unik yang berlangsung setiap 35 hari sekali dan menjadi daya tarik wisata budaya, kuliner, serta religi karena keterkaitannya dengan petilasan Sunan Kalijaga.
-
Lokasi Strategis di Tengah Pembangunan
Desa ini memiliki letak yang sangat strategis di Kecamatan Muntilan dan akan terdampak langsung oleh pembangunan Proyek Strategis Nasional Jalan Tol Yogyakarta-Bawen, yang membuka peluang investasi sekaligus tantangan pembangunan.
-
Basis Ekonomi Agraris dan Kerajinan
Perekonomian desa ditopang oleh sektor pertanian dengan lahan sawah yang luas, serta terintegrasi dalam ekosistem industri kerajinan pahat batu yang telah lama menjadi ikon Kecamatan Muntilan.
Desa Congkrang di Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang, memadukan pesona tradisi leluhur dengan dinamika pembangunan modern. Keberadaan pasar adat legendaris dan posisinya yang strategis di jalur proyek infrastruktur nasional menjadikan desa ini sebagai entitas yang unik dan berpotensi tinggi.
Sekilas Desa Congkrang: Lokasi dan Potensi Strategis
Desa Congkrang merupakan salah satu dari 14 desa di Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Terletak di dataran yang subur pada ketinggian rata-rata 356 meter di atas permukaan laut, desa ini menjadi kawasan agraris yang hidup sekaligus sebagai penyangga bagi pusat keramaian Muntilan. Letaknya yang hanya berjarak sekitar 4 kilometer dari ibukota kecamatan dan 6 kilometer dari pusat pemerintahan Kabupaten Magelang di Kota Mungkid, menempatkan Congkrang pada posisi yang sangat strategis.Secara geografis, wilayah Desa Congkrang meliputi area seluas 131,717 hektar. Sebagian besar lahan dimanfaatkan untuk sawah seluas 87,001 hektar dan pekarangan seluas 40,040 hektar. Batas-batas administratifnya meliputi Desa Adikarto dan Desa Menayu di sebelah barat, Desa Ngawen di sebelah timur, Desa Keji di sebelah utara, serta Desa Sokorini di sebelah selatan.Berdasarkan data profil desa tahun 2013, jumlah penduduk Desa Congkrang tercatat sebanyak 3.089 jiwa, yang terdiri dari 1.528 laki-laki dan 1.561 perempuan. Dengan luas wilayah tersebut, kepadatan penduduknya mencapai sekitar 2.345 jiwa per kilometer persegi. Populasi ini tersebar di delapan dusun, yaitu Congkrang, Kedon 1, Kedon 2, Semawe, Kramat, Majan, Besaran dan Demangan.
Denyut Perekonomian Lokal dan Potensi Tersembunyi
Perekonomian Desa Congkrang ditopang oleh berbagai sektor, dengan pertanian sebagai fondasi utamanya. Lahan persawahan yang luas menjadi sumber penghidupan bagi sebagian besar warga, baik sebagai petani pemilik lahan maupun buruh tani. Selain itu, sektor perdagangan dan industri kecil juga turut menggeliatkan ekonomi lokal.Salah satu potensi terbesar yang dimiliki Desa Congkrang ialah keberadaan Pasar Kramat Jumat Pahing. Pasar ini bukan sekadar pusat transaksi ekonomi, melainkan juga sebuah episentrum budaya dan religi yang hidup. Diselenggarakan setiap 35 hari sekali (selapan), pasar ini berlokasi di Dusun Kramat dan menarik pengunjung dari berbagai penjuru. Keunikannya terletak pada perpaduan antara wisata kuliner tradisional dan wisata religi, karena di kompleks pasar terdapat petilasan yang diyakini milik Sunan Kalijaga."Sejarahnya (Pasar Kramat) sudah sejak zaman dulu, saya juga tidak tahu. Hanya tiap Jumat Pahing diadakan Pasar Kramat," ungkap Kepala Desa Congkrang, Muh Kastoni, dalam sebuah kesempatan. Tradisi ini menjadi magnet yang kuat, di mana banyak pengunjung datang untuk menunaikan nazar atau sekadar menikmati jajanan khas seperti ketan kinco, tiwul, wajik, dan kuliner otentik lainnya. Fenomena ini membuka peluang besar bagi pengembangan pariwisata berbasis tradisi dan ekonomi kreatif.Meskipun Kecamatan Muntilan dikenal luas sebagai sentra kerajinan pahat batu, sentra utamanya berada di desa tetangga seperti Desa Tamanagung. Namun kedekatan geografis dan jalinan sosial-ekonomi membuat sebagian warga Desa Congkrang turut terlibat dalam rantai pasok industri ini, baik sebagai pengrajin, pemasok bahan baku, maupun tenaga kerja. Keahlian memahat batu yang diwariskan turun-temurun di wilayah Muntilan menjadi bagian dari ekosistem ekonomi yang turut menopang kehidupan warga Congkrang.
Pemerintahan dan Dinamika Sosial Kemasyarakatan
Roda pemerintahan di Desa Congkrang berjalan di bawah kepemimpinan seorang kepala desa yang dibantu oleh jajaran perangkat desa. Struktur ini memastikan pelayanan publik dan pelaksanaan program pembangunan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat di delapan dusun yang ada. Berbagai lembaga kemasyarakatan seperti Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD), kelompok tani, serta organisasi pemuda dan perempuan aktif berpartisipasi dalam dinamika pembangunan desa.Kegiatan-kegiatan yang berpusat pada pemberdayaan masyarakat, seperti pelatihan keterampilan digital marketing dan pengembangan konten kreator desa, menunjukkan adanya upaya adaptasi terhadap perkembangan zaman. Inisiatif seperti pendirian Ruang Komunitas Digital Desa (RKDD) menjadi bukti bahwa pemerintah desa proaktif dalam meningkatkan kapasitas sumber daya manusia lokal agar mampu bersaing di era digital.Kehidupan sosial masyarakatnya yang masih memegang teguh nilai-nilai tradisi dan gotong royong menjadi modal sosial yang kuat. Hal ini tercermin dari lestarinya penyelenggaraan Pasar Kramat Jumat Pahing yang melibatkan partisipasi aktif warga lokal sebagai pedagang maupun pengelola.
Menyongsong Masa Depan: Proyek Strategis Nasional dan Implikasi Pembangunan
Desa Congkrang berada di jalur perubahan besar seiring dengan penetapan lokasinya sebagai salah satu wilayah yang akan dilewati oleh Proyek Strategis Nasional (PSN) Jalan Tol Yogyakarta-Bawen. Pembangunan infrastruktur ini diproyeksikan akan membuka aksesibilitas yang lebih luas, menghubungkan desa dengan pusat-pusat ekonomi regional secara lebih efisien.Keberadaan jalan tol ini membawa implikasi ganda. Di satu sisi, ia menjanjikan percepatan pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan investasi, kemudahan distribusi hasil bumi, dan potensi munculnya titik-titik ekonomi baru di sekitar pintu keluar tol. Warga dapat memanfaatkan peluang ini untuk mengembangkan usaha di sektor jasa, kuliner, maupun pariwisata.Di sisi lain, pembangunan ini menjadi tantangan terkait potensi alih fungsi lahan pertanian produktif dan perubahan lanskap sosial-budaya masyarakat. Oleh karena itu, diperlukan perencanaan tata ruang yang matang dari pemerintah desa dan kabupaten untuk mengantisipasi dampak tersebut, memastikan bahwa pembangunan infrastruktur selaras dengan keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat lokal.Dengan segala potensi yang dimilikinya, mulai dari kekayaan tradisi Pasar Kramat, fondasi agraris yang kuat, hingga posisinya yang strategis dalam peta pembangunan nasional, Desa Congkrang, Kecamatan Muntilan, berdiri di persimpangan jalan antara melestarikan warisan dan menyongsong modernitas. Langkah-langkah strategis dalam mengelola sumber daya dan memanfaatkan peluang akan menjadi kunci bagi terwujudnya kemajuan dan kesejahteraan yang berkelanjutan bagi seluruh warganya.
